Antara Jepang, Islam, dan Saya :-)

Sejak dikirim kantor untuk mendampingi teknisi dari kantor kami training di Jepang 4 tahun lalu, saya akui saya semakin cinta dengan Jepang 🙂 Walaupun pada kunjungan pertama saya tersebut, saya hanya tinggal sendiri di apartemen yang ukuran 4L (Loe lagi loe lagi :D) dan selalu jalan jalan sendiri pada waktu akhir pekan, entah kenapa saya gak pernah dihinggapi rasa takut atau kesepian 🙂 Mungkin rasa takut dan kesepian itu ada, tetapi tidak pernah saya sadari karena terkalahkan oleh rasa suka cita saya yang mimpinya untuk berkunjung ke Jepang ini alhamdulilah bisa terwujud.

Pada waktu kunjungan pertama ini, saya bertemu dengan rekan-rekan kerja di Jepang yang sering bertanya kepada saya. Antara lain pertanyaannya adalah : Kenapa wanita Muslim harus pakai jilbab? kenapa harus pakai baju panjang? kenapa laki-laki tidak pakai jilbab? Kenapa tidak boleh makan babi dan minum alkohol? kenapa harus shalat? dan “kenapa-kenapa” lainnya yang kadang-kadang jujur saya pun bingung untuk menjawabnya. Dan apabila kebingungan sudah melanda, akhirnya saya pun cuma bisa menjawab “Itu adalah kewajiban dan perintah dari Tuhan kami :-)”.

Pada kunjungan kedua, yang paling berkesan buat saya adalah Manager hostel tempat kami menginap waktu itu mengadakan survey tentang makanan halal dan memberikan selebaran pertanyaan kuesioner yang dia minta untuk kami isi. Pada saat itu dia bilang hostel tersebut sedang mencoba membuat resep daging untuk hamburger yang halal 🙂 Senangnya kami mendengar hal tersebut 🙂 Selain itu, kami juga menyempatkan makan ramen halal yang berisi seafood di dekat Shinjuku Station 🙂

Sedangkan pada kunjungan ketiga bulan April lalu, hati saya bertambah senang karena selain bisa merasakan shalat di mushalla yang disediakan di Haneda Airport, kami pun berkesempatan berkunjung dan shalat Maghrib di Mesjid Kobe, mesjid tertua di Jepang 🙂 Alhamdulillah…

Memang sejak kunjungan pertama saya ke Jepang, entah kenapa ada terbersit keinginan bahwa suatu hari nanti saya ingin tinggal di Jepang dan bekerja di sana (Kabulkan ya Allah…Aamiin :-)) Dan sejak saat itu, saya me”like” beberapa fanpage tentang Jepang dan kehidupan di Jepang di FB. Setahun belakangan ini, juga banyak bermunculan fanpage tentang Islam di Jepang yang bermunculan di FB, dan tidak lupa saya pun me”like”nya 🙂 Alhamdulillah, ternyata pengetahuan orang Jepang tentang Islam dan Halal serta Haram semakin meningkat. Membuat saya jadi semakin ingin tinggal di sana deh 🙂

Dan tadi pagi pas browsing FB, saya pun menemukan sebuah video yang dishare oleh fanpage “Kehidupan di Jepang”. Tentang penelitian seorang Profesor Jepang, Ikegami Akira, yang menjelaskan secara detail tentang Islam dan ajaran-ajarannya serta melakukan kunjungan langsung ke Saudi Arabia demi mendapat penjelasan yang lebih mendalam tentang Islam 🙂

Dan berikut adalah video tersebut…

 

Semoga Islam terus berkembang di Jepang dan semoga suatu hari cita-cita saya untuk tinggal dan bekerja di sana bisa terkabulkan…Aamiin 🙂

15 thoughts on “Antara Jepang, Islam, dan Saya :-)

  1. mencoba membuat resep daging untuk hamburger yang halal …
    ikhtiar kecil seperti ini … sangat membuat kita respek sama mereka ya Nong …
    Semoga cita-citanya kesampaian … 🙂

    Salam saya Inong …
    (19/9 : 22)

    • Iya Pak 🙂 benar-benar bikin respek 🙂 dan mereka buat itu karena katanya sudah banyak tamu muslim dari Indonesia dan Malaysia yang menginap di hostel tersebut 🙂 Aamiin, makasih doanya, Pak 🙂

  2. Duh, aku turut mendoakan semoga terkabul keinginanmu untuk bisa kerja dan tinggal di Jepang sono yaaaah 🙂
    Dan ikutan seneng dan bangga juga yah dengan keingintahuan mereka akan Islam 🙂

  3. Aamiin…Makasih bantuan doanya ya, Mbak Erry 🙂 Iya, aku setiap ditanya sama orang Jepang tentang Islam jadi benar-benar terharu, senang, bangga, tapi sekaligus juga ada rasa takut dan khawatir kalau jawabanku itu gak bisa menjawab keingintahuan mereka dan juga gak bisa menggambarkan betapa indahnya Islam 😦

    • Hallo, salam kenal Liza 🙂

      Makasih udah baca n sempatin komen ya 🙂 Saya baru buka websitenya, ternyata orang Aceh juga ya 🙂 Nanti saya baca-baca deh blognya. Semoga impian ke Jepangnya bisa terwujud ya 🙂 Aamiin…

  4. Anak bungsu saya menikah dengan orang Jepang dan kerja di sana…Alhamdulillah orang Jepang semakin memahami makanan halal…bahkan anak saya disediakan makanan halal di counter tersendiri (dia mendapat makan siang di kantornya).

  5. alhamdulillah…semoga jepang semakin terbuka dan friendly dengan islam sehingg membuat org muslim yg kerja dan berkunjung kesana jadinya semakin betah dan nyaman.

    wah mb q jg pgn ke jepang liat bunga sakura. hehhehe smg mb bs kerja dan menetap dsana ya mbaaa hehe

  6. Ahaa..saya juga mendapat pertanyaan2 yang sama dari seorang teman trip yang kemudian jadi sahabat yang orang Jepang. Tapi di setiap trip temanku ini udah siap2 aja bilang ke pelayan atau pemilik resto bilangin klo teman muslimnya ini gak boleh makan daging babi. Kemarin di Tokyo saya berkunjung ke masjid Tokyo Camii di Shinjuku, masjid komunitas orang Turkey. Bagus sekali masjidnya. Orang Indonesia pun banyak yang jadi jamaah masjid ini. Beberapa orang Jepang datang ke masjid ini karena curiuos tentang Islam.

Leave a reply to Bibi Titi Teliti Cancel reply