Jadi, kemarin saya iseng untuk memainkan sebuah permainan di aplikasi buku muka saya. Dan berikut adalah hasilnya:
Sebagai informasi, saya sering ikut kuis-kuis seperti ini di akun buku muka saya. Walaupun niatnya iseng, tapi hampir 90% kuis yang saya ikuti di akun buku muka saya sesuai dengan kepribadian saya atau paling tidak mendekatilah 🙂 Nah, pas kemarin iseng ikut yang ini, pas dapat hasilnya reaksi saya adalah: Waw, kok kamu tahu banget sih pikiran saya saat ini, wahai buku mukaku 🙂
Entah mengapa, sejak ibu saya menderita sakit tahun lalu, saya mulai lebih banyak berpikir tentang kehidupan saya. Sebelum Bunda sakit, jujur saya belum punya rencana yang jelas tentang kehidupan saya ke depannnya. Istilahnya ikut angin saja. terus kemudian Bunda sakit, dan dunia saya jadi berbalik 180 derajat. Sebelum tidur, jadi suka mikir apa yang akan saya lakukan ke depannya, walaupun sekarang kondisi saya masih belum bisa berbuat banyak untuk mewujudkan rencana-rencana saya ke depan. Salah satunya soal menikah. Walaupun belum putus asa dalam hal pencarian jodoh, tetapi jujur hasil tes di atas tuh benar benar menggambarkan isi pikiran saya saat ini. Dan seperti mungkin sebagian besar pembaca yang mengikuti blog saya tahu bahwa salah satu cita-cita saya suatu hari nanti adalah untuk tinggal (sementara) dan bekerja di Jepang. Terus, saya kan jadi mikir, kalau misalnya saya tetap punya cita-cita tinggal dan bekeja di Jepang walaupun sementara, kalau saya menikah, apakah suami saya kelak mengizinkan saya untuk menggapai cita-cita tersebut. Jujur, dari saya pribadi, walaupun misalnya suami mengizinkan, malah saya yang jadi ga tega dong sama dia 😦 Makanya, kalau dalam masalah jodoh, saya sih pengennya kalau bisa dapat jodoh cowok Jepang muslim, jadi bisa seterusnya tinggal di sana (Prinsip saya mah kalau mimpi, yang tinggi sekalian mumpung gratis :D). Terus, masih berhubungan dengan hasil tes di atas, saya memang tipenya lebih suka melakukan kegiatan sendiri sih, misalnya makan di luar sendiri, nonton bioskop sendiri. Dan saya sangat menikmati hal itu. Walaupun saya gak nolak juga sih kalau diajak jalan ramai-ramai atau kumpul dengan teman 🙂
Nah, setelah itu saya pun jadi kepikiran lagi, misalnya nih cita-cita saya pindah ke Jepang tercapai, terus saya belum menikah dan ga punya saudara atau kerabat di Jepang, bagaimana kalau saya meninggal tiba-tiba di sana? Bagaimana cara pengurusannya? Seperti komen saya di postingan Deny yang ini, saya juga sudah sempat ngobrolin masalah ini dengan teman yang kerja di kantor pemerintah RI di Jepang, tapi memang belum ada keputusannya sih…
Demikianlah sedikit berbagi pemikiran saya belakangan ini. Menurut teman-teman, mikir kayak gini aneh gak sih? atau ada yang mengalami pemikiran yang mirip-mirip dengan saya?